catatan jurnal filsafat

 YIN-YANG SEBAGAI SEBUAH PANDANGAN ALTERNATIF MANUSIA TERHADAP ALAM


Oleh M. Danyal

•  Pengantar
Pergolakan pemikiran tentang manusia di Barat dari zaman Yunani kuno hingga zaman modern sekarang ini dianggap telah gagal dengan terciptanya sebuah eksploitasi habis-habisan terhadap alam, yang mengakibatkan alam tidak lagi harmonis dengan manusia. Sebagai contoh banjir, tanah longsor dan bencana alam lainnya, tidak hanya dianggap takdir Tuhan ansich akan tetapi ini juga akibat perilaku umat manusia yang dengan seenaknya mengadakan penebangan hutan, eksploitasi minyak habis-habisan dll.
Pemikiran Barat setelah zaman pencerahan (enlightment) berfokus pada mikro kosmos yaitu manusia, manusia disini dianggap mampu mengatasi segala hal. Kesombongan manusia ini memang menghasilkan kemajuan yang luar biasa dibidang teknologi. Ditemukannya mesin cetak dan mesiu membuat manusia berusaha menguasai manusia lainnya. Contoh kongkrit dalam hal ini adalah ekspansi negara Barat ke belahan benua asia yang menciptakan penjajahan atas negara yang “belum maju”.
Perubahan yang terlalu cepat tersebut membuat masyarakat Barat lupa diri bahwa manusia juga sebagai bagian dari alam itu sendiri, eksploitasi habis-habisan atas alam menimbulkan sebuah kesenjangan hubungan antara manusia dengan alam.
Untuk itu wacana yang berkembang di dunia Barat sekarang mulai melirik dengan ajaran-ajaran ketimuran dengan “mengadakan perdamaian” dengan alam. Berbagai teknologi yang minim polusi atau dengan mengubah sumber tenaga dari bahan bakar minyak dengan sumber-sumber energi alternatif mulai digalakkan.
Sebuah pemikiran revolusioner yang pernah tercetus di Jepang dengan tokohnya Masanobu Fukuoka. Fukuoka mengawali revolusinya dengan mengurai batang-batang jerami diatas lahan pertanian. Lahan pertanian yang terbiasa menggunakan berbagai bahan kimia mengakibatkan lahan tersebut mejadi kering dan tandus. Pengelolaan dengan konsep menyatu dengan alam ini berhasil, tanah yang di garap oleh Fukuoka memang tidak dengan secara instan subur akan tetapi dengan cara perlahan tanah tersebut menjadi lebih baik sekaligus tidak menimbulkan efek samping yang negatif.
Hal yang dapat dipelajari dari pengalaman Fukuoka diatas adalah betapa perkembangan sains dan teknologi haruslah mengikutsertakan pendekatan alam agar tidak menimbulkan efek samping yang negatif.
Pemikiran ketimuran sejak dulu telah dikenal dengan keharmonisannya dengan alam, ide tentang menjunjung tinggi kebesaran alam telah berusaha di tanamkan dalam setiap pemikiran ketimuran.
Akan tetapi keangkuhan pemikiran manusia mengeksploitasi alam seenaknya dalam kenyataannya malah merugikan manusia sendiri. Meskipun hal ini telah banyak diketahui mengapa kecenderungan untuk mengeksploitasi alam masih terus berjalan bahkan dalam hal ini tidak hanya dilakukan oleh perorangan, institusi besar seperti negara juga mendukung berbagai proyek yang mengiakan terjadinya eksploitasi ini. dari sini maka akan muncul pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut:
•  Apakah sebenarnya faham pragmatisme di Barat telah membiarkan eksploitasi alam terjadi?
•  Kenapa ajaran-ajaran asli Ketimuran seakan hilang dari masyarakat Timur sendiri dan bagaimana faham pragmatisme Barat masuk ke dalam masyarakat Timur?
•  Apakah faham Yin Yang dapat dijadikan sebuah pandangan alernatif bagi pengelolaan alam secara benar?

•  Pembahasan

•  Pandangan Pragmatisme Mengenai Hubungan Alam dan Manusia
Faham pragmatisme merupakan cerminan dari life style masyarakat Amerika pada umumnya. Pragmatisme merupakan sebuah aliran yang berusaha menengahi antara tradisi empirisme dan tradisi idealisme. Menurut tokoh pragmatisme John Dewey filsafat merupakan pengatur kehidupan dan aktivitas manusia secara lebih baik, untuk di dunia, dan sekarang.
Dalam pandangan pragmatisme manusia dan alam dipandang sebagai sesuatu yang selalu saling bersandar. Manusia bukan dua bagian yang berbeda antara jiwa dan badan, ia bersatu dengan alam dan alam di interpretasikan sehingga mencakup manusia. Alam dalam manusia adalah alam yang sudah berfikir dan menjadi cerdas. Alam dikatakan tidak rasional dan tidak irrasonal. Alam dapat difikirkan sekaligus difahami. Alam dipandang sebagai sesuatu yang harus dirubah dan dikontrol melalui eksperimen-eksperimen.
Pandangan Dewey tersebut membuat kemajuan yang linear pada masyarakat Barat. Manusia Barat terobsesi untuk melakukan berbagai eksperimen mengenai alam dan ternyata hal ini mewujudkan penemuan-penemuan mutakhir di zamannya.
Nietzsche mendambakan manusia yang terbaik adalah mereka yang mampu mengatasi segala keterbatasannya. Jika ia telah mampu mengatasi hal tersebut ialah yangdinamai oleh Nietzsche sebagai Ubber mench (superman).
Manusia diyakini sebagai makhluk yang multidimensional maka dari itu sangat sulit untuk menafsirkan secara menyeluruh dan tepat apa yang menjadi keinginan dan tujuan dari hidupnya.
Pragmatisme yang telah mendominasi masyarakat Barat merupakan sebuah pencapaian filsafat yang sangat bagus, filsafat yang semula hanya berhenti pada masalah-masalah yang bersifat esensial dan utopis oleh faham pragmatisme telah dilahirkan ke dalam dunia.
Pragmatisme menekankan pada pendirian dan metode lebih daripada doktrin filsafat yang sistematis. Teori kebenaran yang diungkapkan oleh seorang tokoh pragmatisme, William James mengatakan bahwa suatu ide itu benar jika ia berhasil dan memberi akibat-akibat yang memuaskan. Oleh sebab itu kebenaran bersifat relatif dan terus berkembang. Kebenaran (truth) adalah yang menjadikan berhasil dalam cara kita berfikir.
Asas kegunaan atas hasil dari sebuah tindakan oleh masyarakat pragmatis telah biasa disalahartikan sebagai sebuah dalil pembenaran atas terjadinya eksploitasi alam. Pembangunan pabrik dengan dampak polusi yang tinggi diperbolehkan dengan dalih untuk membuka lapangan kerja yang luas sekaligus guna mengurangi tingkat pengangguran di sebuah wilayah.
Demikian dalil asas manfaat tersebut terus bergulir hingga sekarang. Dominasi masyarakat industri maju terhadap negara berkembang menggunakan alasan-alasan pragmatis pun akhirnya tidak dapat dihindari lagi.

•  Dominasi Barat Terhadap Negara Timur
Paham tentang pragmatisme membawa sebuah egoisme manusia. Perkembangan di Barat ternyata membawa dampak bagi masyarakat di Timur. Ekspansi masyarakat Barat guna mencari bahan baku bagi industri di negaranya berubah menjadi penjajahan terhadap negara yang memiliki bahan baku .
Dengan alasan ekonomisnya masyarakat Barat, negara berkembang hanya dijadikan sebagai sebuah obyek penderita dari pasar bebas, dimana kekurangan teknologi informasi dan pendidikan menjadikan negara berkembang hanya menjadi konsumen.
Meskipun negara berkembang telah menghasilkan berbagai bahan baku guna kelanjutan produksi industri di negara maju akan tetapi pengelolaan dan pangsa pasar atas bahan baku tersebut tetap di kendalikan oleh masyarakat yang mempunyai andil besar terhadap kemajuan teknologi.
Sebagai contoh kongkrit atas hal tersebut ialah, bagaimana produk seperti kopi yang bahan bakunya berasal dari Indonesia setelah diolah oleh produsen asing ditambah berbagai pengembangan rasa dan packaging yang bagus, produk tersebut seakan telah berubah menjadi produk luar yang hilang sama sekali asalnya (bahan bakunya).
Selain memenuhi berbagai kebutuhan bagi industri, masyarakat Barat juga berusaha menyebarkan ajaran-ajaran yang ada di negaranya. Dari sini terjadilah sebuah pembauran budaya asli dengan budaya luar. Tuntutan zaman serta mudahnya akses informasi semakin memudahkan masuknya budaya-budaya luar.
Budaya Barat yang telah dikonsumsi secara sembarangan menimbulkan beralihnya pola pikir masyarakat Timur dari identitas aslinya beralih ke Barat. Ini dapat diperhatikan dalam gaya hidup remaja. Menurut mereka yang populis adalah apa yang menjadi tren di dunia Barat.
Arus globalisasi menawarkan sebuah standarisasi disegala hal, mudai dari bahasa, life style, cara berpakaian dan lain-lain. Hal ini juga menimbulkan tuntutan tehadap sebuah ideologi yang mendukung globalisasi. Akibatnya negara-negara berkembang hanya menjadi objek zaman, ia tidak dapat menentukan arah dari perkembangan zaman.
Peradaban Timur memang dirasa lamban sekali menuju kemajuan, tidak seperti di Barat yang disimbolkan kemajuan sebagai garis linear, di Timur perkembangan zaman digambarkan sebagai sebuah spiral yang meskipun lamban akan tetapi mempunyai landasan yang kokoh.

•  Bagaimanan Seharusnya Hubungan Manusia Dengan Alam
Konon pada zaman dulu di negeri Cina terdapatlah dua orang sehabat sejati Yin dan Yang. Yin mempunyai keyakinan atau agama yang berbeda dengan Yang. Mereka secara teratur bertemu untuk mendiskusikan keyakinan mereka, dengan tujuan mencari sesuatu yang tak mereka ketahui namanya. Walaupun mereka saling menghormati dan mengajukan argumentasi dengan penuh adab, namun pada setiap akhir pertemuan, mereka tidak pernah merasa puas. Segala cara dan metode diskusi yang diketahui telah mereka tempuh tapi tetap tidak menghasilkan apa-apa .
Akhirnya mereka sepakat untuk bertukar mempelajari agama masing-masing dengan penuh perasaan dan obyektivitas mereka dengan tidak mencari celah kesalahan-kesalahan saja akan tetapi mereka berusaha menerima kebenaran-kebenaran yang diandung oleh agama yang mereka pelajari.
Akhirnya, 40 tahun kemudian, Yin dan Yang yang telah semakin tua, bertemu pada senja hari di tempat terakhir mereka bertemu. Mereka saling berpandangan, tak sepatah kata pun yang terucapkan. Sinar mata mereka penuh kasih yang menghanyutkan sukma, senyum mereka begitu halus dan tulus. Mereka saling memeluk. Resonansi getaran jiwa mereka pada angin yang membelai, pada daun-daun yang berbisik, pada seluruh relung ruang di jagad raya ini: "Saudaraku, kau selalu dalam aku, dan aku dalam engkau ."
Sejak saat itu tak ada lagi diskusi, karena dalam pelukan itu mereka mengerti tanpa mengetahui dan mendapatkan tanpa mencari .
Diatas merupakan sebuah legenda munculnya Yin Yang di negeri Cina. Yin Yang merupakan perlambangan dari Tao dengan bulatan yang dibagi menjadi dua garis lengkung warna hitam dan putih , Yin (sisi warna hitam) membawa arti konotasi kejahatan, lemah, negatif, wanita. Sedangkan Yang (sisi warna putih) membawa arti konotasi kebaikan, kuat, positif, lelaki.
Dalam dunia ini tidak ada kebenaran mutlak, dalam kebenaran ada kesalahan begitu juga sebaliknya dalam kejahatan ada kebaikan yang dikandung.
Prinsip Yin Yang (negatif positif) dapat diterapkan karena semua hal memang memiliki sifat dualism . Dingin dan panas, siang dan malam, musim dingin dan musim panas, utara dan selatan, api dan air, perempuan dan laki-laki, genap dan ganjil, feminin dan maskulin, hitam dan putih, bumi dan langit, bumi dan matahari, bundar dan persegi. Prinsip ini rupanya bukan monopoli masyarakat Cina saja karena masyarakat Bali kita menggunakan kain poleng (bermotif kotak-kotak hitam putih) untuk mengharmoniskan tenaga negatif/positif alam semesta .
Yang penting diingat adalah prinsip Yin Yang menekankan bahwa tidak ada Yin atau Yang yang mutlak. Segala sesuatu Yin akan memiliki sedikit Yang dan sebaliknya, sesuai dengan gambar T'ai Chi dimana bagian hitam terdapat titik putih dan bagian putih titik hitam. Gambar T'ai Chi ini mengilustrasikan prinsip Yin Yang secara sempurna .
Yin mutlak bila sampai terjadi sama bahayanya dengan Yang mutlak. Contohnya, seorang laki-laki seyogyanya dilahirkan dengan lebih banyak sifat Yang (maskulin) dari pada Yin. Namun bila ia tidak memiliki sedikitpun sifat Yin ia tidak memiliki daya imbang dan ini akan sangat merugikannya .
Sebaliknya, Yin dan Yang tidak boleh pula mencapai titik imbang (equilibrium) karena sesuatu yang terlalu seimbang tidak mendatangkan perubahan atau kemajuan. Equilibrium = stagnant = tidak ada kegairahan = kematian .
Walaupun prinsip Yin Yang sangat ampuh dalam menganalisa " cosmic energy " (Chi), namun ia tidak cukup untuk menyelami seluruh sifat energy. Sehingga dibutuhkan prinsip 5-Unsur yang melihatnya lebih mendalam dengan membaginya menjadi 5 jenis atau sifat energi secara berurutan, dimulai dengan unsur kayu, kemudian api, tanah, besi (atau metal) dan gabungan dari prinsip Yin Yang dan 5-Unsur inilah dipelajari sebagai sifat energi dalam astrologi Tiongkok.

Penjelasan ke-5 unsur energi adalah sebagai berikut :
Unsur Kayu
Dalam waktu, unsur kayu diartikan sebagai musim semi yaitu mulainya suatu kehidupan baru. Oleh karena itu, ia identik dengan pagi hari, timur dan bersifat angin. Warna hijau. Dalam ilmu pengobatan, hati berunsur kayu. Dalam karakter, unsur kayu diasosiasikan dengan kreativitas dan pelaksanaan
Unsur Api
Dalam waktu, unsur api diartikan sebagai pertengahan musim panas. Oleh karena itu, ia identik dengan di tengah siang hari, selatan dan bersifat panas. Warna merah. Dalam ilmu pengobatan, jantung bersifat api. Dari segi karakter, unsur api diasosiasikan dengan perasaan dan emosi.
Unsur Tanah
Dalam waktu, unsur tanah diartikan sebagai awal siang hari. Oleh karena itu, ia identik dengan posisi tengah dan berkaitan dengan kelembaban (humidity) . Warna kuning. Dalam ilmu pengobatan, limpa bersifat tanah. Dari segi karakter, unsur tanah diasosiasikan dengan daya konsentrasi, realisme dan stabilitas .
Unsur Besi
Dalam waktu, unsur besi (metal) diartikan sebagai musim gugur. Oleh karena itu, ia identik dengan malam hari, barat dan bersifat kering (aridity). Warna putih. Dalam ilmu pengobatan, paru-paru bersifat metal. Dari segi karakter, unsur besi diasosiasikan dengan kemauan keras dan kemandirian, juga khidmat dan ketajaman.
Unsur Air
Dalam waktu, unsur air diartikan sebagai musim dingin. Oleh karena itu, ia identik dengan malam hari, utara dan bersifat dingin. Warna hitam. Dalam ilmu pengobatan, ginjal bersifat air. Dari segi karakter, unsur air diasosiasikan dengan kejernihan pikiran dan rasional. Ia mengalir, liberal dan fleksibel .
Sebagai unsur energi, jelas mereka saling berinteraksi dengan saling menunjang. Sesuai dengan urutan diatas, kayu dibakar menjadi api yang kemudian berubah menjadi tanah, tanah adalah sumber besi, zat besi adalah mineral yang dapat dicairkan, sedangkan air sendiri menghidupan pohon. Dengan demikian, kayu menghidupkan api memperkuat tanah memperkuat besi memperkuat air menghidupkan kayu
Disamping saling menunjang, mereka juga saling memusnahkan. Kayu memusnahkan tanah yang memusnahkan air yang memusnahkan api yang memusnahkan besi yang memusnahkan
 
Yin Yang merupakan sebuah gambaran kongkrit dari perputaran dunia. Yin Yang merupakan sebuah prinsip kehidupan yang dinamis. Seperti yang dikatakan oleh kitab perubahan Yin Yang memiliki dua arti pertama sebagai sebuah ketentraman dan kesederhanaan dalam menjali kehidupan nyata dan kedua adalah sebagai sebuah perputaran kehidupan, artinya dalam kehidupannya manusia tidak mungkin akan selalu setagnan laju perputaran kehidupan secara teguh di yakini oleh faham Yin Yang. Hari kita mengalami kesusahan esok hari kita akan mengalami sebuah kebahagiaan, semakin tingkat kesusahan yang kita alami maka semakin tinggi pula kebahagian yang kita raih.

Yin Yang dengan 5 elemen yang meliputinya, yaitu: kayu, tanah, logam, api dan air adalah dua prinsip induk dari seluruh kenyataan. Yin itu bersifat pasif, prinsip ketenangan, surga, bulan, air dan perempuan, simbol untuk kematian dan untuk yang dingin. Yang itu prinsip aktif, prinsip gerak, bumi, matahari, api, dan laki - laki, simbol untuk hidup dan untuk yang panas. Segala sesuatu dalam kenyataan kita merupakan sintesis harmonis dari derajat Yin tertentu dan derajat Yang tertentu .
Kedua, ajaran Taoisme tentang Yin-Yang juga dapat memberi kearifan. Yang biasanya digambarkan sebagai agresif, maskulin, kompetitif, dan rasional. Sementara Yin dilukiskan konservatif, intuitif, kooperatif, feminin, dan responsif. Yin-Yang harus berjalan secara sejajar dan seimbang, sehingga keharmonisan antara makrokosmos dan mikrokosmos terwujud. Kenyataan kita lebih suka berpikir rasional, linear, mekanistik, dan materialistik perlu diseimbangkan dengan pengetahuan yang intuitif, non-linear, dan koordinatif, sebagai perwujudan Yin (kearifan ekologis). Keyakinan terhadap Yin Yang meski harus terus dipertahankan sebab tuntutan terhadap keberadaan manusia akhir-akhir ini sering merasa terancam dengan perilaku yang dilakukannya sendiri. Semangat Yin Yang adalah back to nature sebab manusia adalah bagian dai penyeimbang alam itu sendiri.
Manusia merupakan sebuah mikrokosmos dalam hubungannya dengan makrokosmos atau alam semesta. Sebagai bagian pelengkap yang penting, manusia seharusnya tunduk pada hukum-hukum kosmos yang sama. Keseluruhan susunan alam semesta terbentuk dari keseimbangan yang sempurna antara kekuatan Yang dan Yin .
Kejenuhan orang terhadap berbagai macam terapan kimiawi dan bebagai macam rekayasa genetika membuat prinsip Yin Yang yang terus berinteraksi dengan alam semakin mengukuhkan dirinya sebagai hal yang patut didalami, dikembangkan dan implementasikan oleh manusia. 


Komentar

Postingan Populer